Selasa, 02 Februari 2016

Refleksi dan Harapan Pendidikan di Indonesia Bisa Menyenangkan

Pada banyak kese,patan ditemui Bapak Anies Baswaden mengatakan jika seharusnya sebuah pendidikan tidak membelenggu dan membeba siswa, tapi pendidikan di Indonesia haruslah dapat mencerahkan dan menyenangkan.
Akan tetapi namaknya hal ini masih seputar wacana saja, pasalnya saat Pak Menteri ditanyai seperti apa kosep dan kapan waktu pelaksanaannya, Pak Menteri sendri belum dapat memastikan. Beliau hanya menambahkan bahwa kita semua setuju dan sepakat jika pendidikan di Indonesia haruslah mencerahkan, membebaskan, dan menyenngkan sehingga anak-anak Indonesia memiliki gairah dan samangat untuk belajar.
Pendidikan di Indonesia biMBA AIUEO
Banyak sekali penyebab mengapa pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan dapat memberikan hasrat pada siswa. Diantara penyebab tersebut seperti penjelasan guru yang membosankan, model materi tugas yang membebani, dan hemat penulis menjadikan pendidikan di Indonesia belum menggembirakan, dan bahkan boleh juga kita menyebutnya gagal. Bisa dikatakan gagal karena pendidikan di Indonesia belum juga mendekati pada tujuan pendidikan yang sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, selain itu kata gagal juga bisa dikarenakan sepi prestasi.
Hal itu juga dibuktikan dari kemampuan anak-anak atas Sains dan Matematika yang digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan sebuah pendidikan juga tergolong rendah. Sangat jauh dari harapan, bahkan menjadi yang terendah dari anggote Negara-negara ASEAN lainnya.
Berikut adalah hal yang harus menjadi perhatian dalam mewujudkan pendidikan di Indonesia yang menyenangkan.
Konsep dan kreativitas guru
Pendidikan di Indonesia biMBA AIUEO
Untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia yang menyenangkan tidak bisa dengan mudah diterapkan, hal ini terkait dengan 2 hal utama yaitu  konsep yang tepat dan implementasi yang dituntut dari kreativitas dan kompetensi guru.
Untuk hal yang pertama, konsep haruslah dirumuskan sejelas mungkin agar mispersepsi dapat dihindari. Karena ditemui jika ada guru dan wali murid yang memahami arti pendidikan menyenangkan pada pemahaman terpisah, yaitu sebuh pendidikan yang bersenang-senang bahakan ada yang cenderung berfokus pada senang-senangnya dibandikan pendidikan itu sendiri. Hal ini tentu telah melenceng dan keliru. Menurut Scott D. Richman, kesenangan pada sebuah fun teaching itu bukanlah tujuan pada dirinya sendiri, akan tetapi lebih kepada agar siswa dapat merasakan nikmatnya pendidikan sehingga mampu mendongkrak dan memacu prestasinya lebih tinggi. Pada kalangan para pakar pendidikan, model pemblajaran ataupun strategi yang memberikan penekanan pada pasrtisipasi keatifan siswa sudah banyak dikenal, mulai dari konsep bernama active learning hingga Melvin Silberman, guru besar dari Tempel University yang melejit dengan bukunya active learning, hingga Quantum Teaching dari Bobby DePorter.
Model Quntum Teaching (QT) sendiri dikenalkan pertama kali oleh Georgi Lazanop (Bulgaria) yang kemudian dikembangkan oleh muridnya Bobby DePorter (Amerika), penulis dari buku best seller Quantum Teaching. KOnsep ini kemudian lebih lanjut di uji cobakan di Super Camp, lembaga kursus khusus yang telah didirikan oleh Bobby dengan hasil yang memang menggembirakan.
Konsep dan strategi ini telah berhasil meningkatkan sebanyak 68% motivasi belajar, 38% prestasi belajar,  81& percaya diri, 84% harga diri, dan 98% keterampilan.
Pada pendidikan di Indonesia sendiri konsep active learning maupun quantum learning juga telah banyak dikenal, namun dengan terjemahan yang beragam, mulai dengan sebutan cara belajar siswa aktif (CBSA), pendidikan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), hingga yang terbaru yaitu pendidikan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
Dan yang kedua adalah sebuah implementasi, seperti yang telah disinggung sebelumnya implementasi tentu erat kaitannya dengan kreativitas guru, dan tentu saja kompetensi. Guru sangat perlu untuk mengetahui karakter dan mental dari siswanya, dengan begitu diharapkan guru dapat memberikan materi sesuai dengan mental para siswanya. Meski pada kenyataan banyak dari mereka yang melakukan hal tidak menyenangkan yang tidak diingankan “you have to keep loving them as much” menurut nasihat Bill Cosby.
Hal itu dapat diwujudkan dengan cara memberika perhatian penuh pada siswa, yang terpenting adalah dengarkan apa yang mereka katakana, porsi bicara guru sangatlah banyak, berikan waktu pula untuk siswa dapat bicara mengutarakan apa yang ingin dikatakannya.
Semoga pendidikan di Indonesia yang menyenangkan dapat benar-benar terealisasi dan dirasakan hasilnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar