Pada banyak kese,patan ditemui Bapak Anies Baswaden mengatakan
jika seharusnya sebuah pendidikan tidak membelenggu dan membeba siswa, tapi
pendidikan di Indonesia haruslah dapat mencerahkan dan menyenangkan.
Akan tetapi namaknya hal ini masih seputar wacana saja,
pasalnya saat Pak Menteri ditanyai seperti apa kosep dan kapan waktu
pelaksanaannya, Pak Menteri sendri belum dapat memastikan. Beliau hanya
menambahkan bahwa kita semua setuju dan sepakat jika pendidikan di Indonesia
haruslah mencerahkan, membebaskan, dan menyenngkan sehingga anak-anak Indonesia
memiliki gairah dan samangat untuk belajar.
Banyak sekali penyebab mengapa pendidikan di Indonesia belum
bisa dikatakan dapat memberikan hasrat pada siswa. Diantara penyebab tersebut
seperti penjelasan guru yang membosankan, model materi tugas yang membebani,
dan hemat penulis menjadikan pendidikan di Indonesia belum menggembirakan, dan
bahkan boleh juga kita menyebutnya gagal. Bisa dikatakan gagal karena
pendidikan di Indonesia belum juga mendekati pada tujuan pendidikan yang sesuai
dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, selain itu kata gagal juga bisa
dikarenakan sepi prestasi.
Hal itu juga dibuktikan dari kemampuan anak-anak atas Sains
dan Matematika yang digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan sebuah pendidikan
juga tergolong rendah. Sangat jauh dari harapan, bahkan menjadi yang terendah
dari anggote Negara-negara ASEAN lainnya.
Berikut adalah hal yang harus menjadi perhatian dalam
mewujudkan pendidikan di Indonesia yang menyenangkan.
Konsep dan
kreativitas guru
Untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia yang menyenangkan
tidak bisa dengan mudah diterapkan, hal ini terkait dengan 2 hal utama
yaitu konsep yang tepat dan implementasi
yang dituntut dari kreativitas dan kompetensi guru.
Untuk hal yang pertama, konsep haruslah dirumuskan sejelas
mungkin agar mispersepsi dapat dihindari. Karena ditemui jika ada guru dan wali
murid yang memahami arti pendidikan menyenangkan pada pemahaman terpisah, yaitu
sebuh pendidikan yang bersenang-senang bahakan ada yang cenderung berfokus pada
senang-senangnya dibandikan pendidikan itu sendiri. Hal ini tentu telah
melenceng dan keliru. Menurut Scott D. Richman, kesenangan pada sebuah fun teaching itu bukanlah tujuan pada
dirinya sendiri, akan tetapi lebih kepada agar siswa dapat merasakan nikmatnya
pendidikan sehingga mampu mendongkrak dan memacu prestasinya lebih tinggi. Pada
kalangan para pakar pendidikan, model pemblajaran ataupun strategi yang
memberikan penekanan pada pasrtisipasi keatifan siswa sudah banyak dikenal,
mulai dari konsep bernama active learning hingga Melvin Silberman, guru besar
dari Tempel University yang melejit dengan bukunya active learning, hingga
Quantum Teaching dari Bobby DePorter.
Model Quntum Teaching (QT) sendiri dikenalkan pertama kali
oleh Georgi Lazanop (Bulgaria) yang kemudian dikembangkan oleh muridnya Bobby
DePorter (Amerika), penulis dari buku best seller Quantum Teaching. KOnsep ini
kemudian lebih lanjut di uji cobakan di Super Camp, lembaga kursus khusus yang
telah didirikan oleh Bobby dengan hasil yang memang menggembirakan.
Konsep dan strategi ini telah berhasil meningkatkan sebanyak
68% motivasi belajar, 38% prestasi belajar,
81& percaya diri, 84% harga diri, dan 98% keterampilan.
Pada pendidikan di Indonesia sendiri konsep active learning
maupun quantum learning juga telah banyak dikenal, namun dengan terjemahan yang
beragam, mulai dengan sebutan cara belajar siswa aktif (CBSA), pendidikan aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), hingga yang terbaru yaitu pendidikan
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
Dan yang kedua adalah sebuah implementasi, seperti yang telah
disinggung sebelumnya implementasi tentu erat kaitannya dengan kreativitas
guru, dan tentu saja kompetensi. Guru sangat perlu untuk mengetahui karakter
dan mental dari siswanya, dengan begitu diharapkan guru dapat memberikan materi
sesuai dengan mental para siswanya. Meski pada kenyataan banyak dari mereka
yang melakukan hal tidak menyenangkan yang tidak diingankan “you have to keep
loving them as much” menurut nasihat Bill Cosby.
Hal itu dapat diwujudkan dengan cara memberika perhatian
penuh pada siswa, yang terpenting adalah dengarkan apa yang mereka katakana,
porsi bicara guru sangatlah banyak, berikan waktu pula untuk siswa dapat bicara
mengutarakan apa yang ingin dikatakannya.
Semoga pendidikan di Indonesia yang menyenangkan dapat
benar-benar terealisasi dan dirasakan hasilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar