Rabu, 10 Februari 2016

Meski Jauh Lebih Berat dari Pendidikan di Indonesia, Pelajar Jepang tetap Lebih Pintar

Meski Jauh Lebih Berat dari Pendidikan di Indonesia, Pelajar Jepang tetap Lebih Pintar. Bila Finlandia didapuk mememiliki sistem pendidikan yang canggih dengan pembebasan PR dan Ujian nasional. Lain halnya dengan Jepang. Pendidikan di Jepang hampir sama dengan pendidikan di Indonesia yang juga memberikan PR dan Ujian Nasional di akhir sekolah. Akan tetapi pendidikan Jepang justru jauh lebih berat jika dibandingkan di negeri sendiri.

Berikut adalah bukti bahwa pendidikan di Jepang jauh lebih berat dari Pendidikan di Indonesia:
1.      Struggle is real untuk anak Jepang, usia 3 tahun cram school sudah siap menunggu
Cram school atau bisa disebut dengan Juku merupakan kelas tambahan di luar jam sekolah untuk mempersiapkan anak-anak Jepang sebelum memulai ujian. Jika dalam pendidikan di Indonesia bisa dibilang mirip dengan bimbel sebelum UN berlangsung. Bedanya jika di Jepang cram school ini sudah wajib untuk diikuti sejak usia 3 tahun, lebih berat bukan? Sistem pendidikan Jepang yang menitikberatkan pada kualitas sekolah menjadikan para orang tua berlomba-lomba memilihkan sekolah terbaik untuk anaknya sejak dini. Bahkan untuk bisa masuk ke Yochisa yang merupakan salah satu SD terfavorit disana anak-anak harus bisa bersaing dengan 1290 peserta lainnya, dan setiap tahunnya Yochisa hanya mau menerima sekitar 132 murid saja.

2.      Semakin dewasa, tingkat stress pelajar Jepang semakin meningkat dengan satu ujian akhir SMA
Sekilas tak beda dengan pendidikan di Indonesia yang mengadakan ujian akhir SMA, akan tetapi di Jepang jauh lebih kejam. Setiap ahir Januari, ribuan pelajar Jepang wajib mengikuti National centre Test for University Admission. Dengan mengikuti test ini mereka akan dapat memilih  mata pelajaran apa yang akan dijadikan key point mereka, seperti Math-Science untuk yang ingin masuk ke jurusan Teknik atau Japanese dan Social Studies untuk yang ingin masuk jurusan social. Selain itu mereka juga harus memilih satu universitas yang menjadi pilihan mereka. Dan hal ini juga tidak mudah, untuk mencapai dan bisa masuk ke universitas yang diinginkan pelajar Jepang juga harus bisa mencapai passing grade yang telah ditentukan oleh pihak universitas. Semakin tinggi ranking dari universitas, maka semakin tinggi pula passing gradenya. Jika gagal maka mereka akan menjalani hari yang disebut dengan ronin, sebuah sebutan untuk mereka yang belum bisa masuk universitas dan harus menyiapkan diri kebali untuk tahun berikutnya.

3.     
Meski Jauh Lebih Berat dari Pendidikan di Indonesia, Pelajar Jepang tetap Lebih Pintar
Walaupun tingkat stress tinggi, akan tetapi pelajar Jepang tetap bisa bertahan menjadi pionir pendidikan dunia
Meskipun bisa dibilang jauh lebih stress jika dibandingkan pelajar di Indonesia, akan tetapi dunia mengakui jika Jepang memiliki pendidikan yang berhasil, hal ini terbukti pada tahun 2013 Jepang berhasil meduduki urutan pertama ranking global pendidikan dunia mengalahkan Finlandia yang pada saat itu merosot hingga ke peringkat 5. Tentu hal ini merupakan pencapaian yang sepadan dengan beratnya sistem pendidikan di Jepang, Meski begitu pelajar Jepang tetap mampu bertahan dan selalu bersemangat memberikan kontribusi terbaik untuk bangsanya.

4.      Kunci keberhasilan dari Jepang sangatlah sederhana: kedekatan dengan Ibu dan semangat GANBARE
Saat pendidikan di Negara lain termasuk pendidikan di Indonesia terus berusaha merombak sistem pendidikan untuk mencapai peningkatan. Jepang justru tak bergeming dengan sistem pendidikannya yang keras. Dalam sebuah catatan, logika dari Keberhasilan sistem pendidikan di Jepang dibahas dengan lengkap.
“Penelitian menunjukkan bahwa non cognitive skill lah yang menjamin keberhasilan seseorang di masa depan. Non cognitive skill ini ditunjukkan dari kemampuan seseorang menghadapi stres, menahan diri, dan bersikap di tengah masyarakat.”
Di jepang sendiri non cognitive skill ini juga tercipta dari hal yang sederhana sejak kecil, yaitu Amae atau hubungan kedekatan seorang anak dengan ibu. Di Jepang sendiri juga sudha menjadi hal yang wajar jika terdapat seorang perempuan yang akan berhenti bekerja atau mengambil parttime job demi mengurus anak. Hal ini dikarenakan biasa day care dan pajak penghasilan Negara Jepang yang mahal. Akan tetapi justru kedekatan ibu dan anak ini sangat mempengaruhi ketahanan pelajar Jepang terhadap stress.
Itulah perbedaan antara sistem pendidika di JEpang dan pendidikan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar