2007=58 unit
2008=128 unit
2009=208 unit
2010=308 unit
2011=453 unit
2012=704 unit
2013=950 unit
biMBA AIUEO
Latar Belakang biMBA
Keberadaan biMBA dilatarbelakangi oleh beberapa fakta di antaranya :
Mitos belajar adalah beban

Dampak negatif globalisasi media elektronik

Kemampuan membaca yang rendah
Kondisi minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Hal tersebut terlihat dari data yang dikeluarkan BPS (Badan Pusat Statistik) pada 2006. Bahwa, masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) dibandingkan membaca koran (23,5%). (www.bps.go.id).
Data lain, misalnya IEA (International Association for Evaluation of Educational). Tahun 1992, IEA melakukan riset tentang kemampuan membaca murid-murid SD (Sekolah Dasar) kelas IV di 30 negara di dunia. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempatkan urutan ke-29. Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD.
Mengapa hal itu terjadi? Karena sebagian besar orangtua hanya sibuk mengejar anak supaya bisa baca. Anak dikatakan bisa membaca ketika sudah bisa membunyikan kata atau kalimat. Definisi membaca di biMBA bukan sekadar anak bisa membunyikan kata atau kalimat, tetapi anak mengerti apa yang dibacanya. Coba kita ingat, berapa banyak anak-anak yang dapat membaca sebuah cerita dengan suara yang lantang, tetapi ketika diminta untuk menceritakan kembali isi cerita kok tidak bisa?

Biaya pendidikan tinggi
Semakin tingginya biaya pendidikan membuat semakin banyak anak yang tidak bisa sekolah. Penanaman MINAT baca dan belajar sejak usia dini (biMBA) diperlukan untuk mengantisipasi hal tersebut, sehingga ketika keadaan yang mengharuskan mereka tidak bisa melanjutkan sekolah, mereka tidak putus asa dan masih memiliki semangat untuk tetap belajar walaupun bukan di sekolah. Inilah yang dinamakan generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat.
Usia dini merupakan Golden Age atau Critical Period

Mengapa disebut critical period? Karena ini adalah masa-masa kritis, anak adalah peniru yang sangat handal, segala informasi akan mudah diserap oleh anak, tetapi anak belum mengerti konsep baik atau buruk, benar atau salah. Pembentukan konsep diri anak dimulai sejak usia 3 tahun. Anak ibarat sebuah meja tanpa kaki, ketika informasi yang diterima adalah informasi yang positif, maka ia akan membentuk kaki-kaki yang kuat berupa konsep diri yang positif dan sebaliknya jika yang diterima adalah informasi negatif, maka anak akan membentuk kaki-kaki yang kuat berupa konsep diri yang negatif.
Tujuan biMBA
Tujuan Khusus:
Meningkatkan MINAT baca dan belajar anak secara intrinsik. Anak mau melakukan kegiatan baca dan belajar karena keinginannya sendiri bukan karena paksaan, sehingga setiap anak merasa BAHAGIA bukan terbebani, yang akan berdampak pada meningkatnya kemampuan anak. Inilah ke-SUKSES-an yang dicapai anak.
Tujuan Umum:
Seluruh keluarga besar biMBA merasa BAHAGIA & SUKSES.
Visi biMBA:
Membangun generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Anak – anak biMBA diharapkan mampu dan mau belajar dimana pun dan kapan pun. Belajar tidak harus di sekolah, dengan kegiatan membaca kita bisa menjelajahi dunia.
Manfaat biMBA
biMBA sangat bermanfaat bagi anak, orangtua, lingkungan, bangsa, dan negara.
Manfaat bagi anak
Terpenuhinya HAK anak untuk mendapatkan pendidikan tanpa mengurangi HAK mereka untuk bermain. Karena konsep biMBA adalah bermain sambil belajar.
Manfaat bagi orangtua
Orangtua tidak harus membantu anak dalam belajar, karena kebanyakan orangtua zaman sekarang adalah wanita karier yang mempunyai sedikit waktu di rumah. Orangtua tidak perlu marah-marah menyuruh anak untuk belajar, sehingga suasana di rumah menjadi tenang dan hubungan antar anggota keluarga menjadi lebih harmonis.
Manfaat bagi lingkungan
- Membuka lapangan pekerjaan.
- Mengadakan pendidikan gratis untuk masyarakat tidak mampu.
Manfaat bagi bangsa dan negara
- Melahirkan generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat.
- Terbentuknya generasi yang tangguh dan kreatif karena tidak menyerah dengan keadaan dan memiliki semangat belajar yang tinggi.
- Negara menjadi maju karena SDM-nya berkualitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar