Fathan Siswa biMBA AIUEO Depok Timur adalah pemalu yang berubah menjadi pemberani.
Saat-saat awal datang ke biMBA AIUEO, Fathan terlihat pemalu. Dia sering menolak ketika diminta berjabat tangan dengan orang yang baru ditemuinya. Waktu itu usianya masih empat tahun. Ketika teman-temannya bermain bersamapun, Fathan lebih suka memisahkan diri. Bahkan Fathan selalu lengket dengan neneknya yang menemani selama di biMBA AIUEO
Butuh kesabaran dari motivator biMBA AIUEO dan neneknya untuk membuat anak laki-laki yang bernama lengkap Muhammad Fathan didalamkelas dengan pintu tidak boleh ditutup, kata ibu Hermiwati, nenek Fathan saat bertemu dengan Tim Redaksi Majalah Sahabat biMBA di unit Depok Timur yang berlokasi di jalan Kerinci 2, Depok Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Hingga akhirnya semua upaya yang dilakukan membuahkan hasil. Fathan menjadi anak yang pemberanidan penuh percaya diri. Bahkan pernah menjadi peserta terbaik dalam lomba mewarnai, Pentas baca dan mengarang di biMBA. Uniknya Fathan yang kirni berusia 6 tahun sebenarnya sudah bukan lagi murid biMBA AIUEO karena telah lulus level IV di biMBA. Namun anak tersebut masih sering main ke biMBA unit Depok Timur dan tampak betah bermain.
"Banyak anak-anak lainya seperti Fathan. Pemalu sebelum masuk biMBA. Melalui penerapan metode biMBA secara benar akan membuat anak merasa nyaman di dalam kelas. Perasaan nyaman itulah awal dari seluruh tahapan membimbing anak. Setelah itu tentu tak akan sulit bagi motivatornya untuk memberi bimbingan untuk tahap berikutnya" papar trainer biMBA ibu Uswatun Hasanah yang akrab dipanggil ibu Yanah.
Motivator yang membimbing Fathan, Annisa mengungkapkan apa yang dialami Fathan saat awal masuk biMBA bisa jadi disebabkan oleh trauma. "Sebab sebelum masuk ke biMBA, Fathan pernah mengikuti les disebuah lembaga pendidikan. Saat awal masuk lembaga itu, Fathan langsung diharuskan masuk keadalam kelas yang ditutup pintunya tanpa didampingi neneknya. Sejak saat itu Fathan tidak mau datang lagi ketempat kurususnya" jelas Annisa. (Wy/Aks)
sumber majalaha sahabat bimba edisi 28 I Agustus 2015
Blog Informasi biMBA AIUEO, biMBA AIEUO adalah bimbingan MINAT Baca dan Belajar Anak
Senin, 29 Februari 2016
Minggu, 28 Februari 2016
Menghias Kue Ala biMBA AIUEO Puri Cendana Bekasi
Bagaimana menghias kue ala biMBA AIUEO Puri Cendana Bekasi?
Keakraban antara Ibu dan anak tampak begitu dekat. Mereka saling membantu menghias satu objek yang berupa kue bolu berukuran tidak terlalu kecil, meskipun memang tidak besar. Kue itu yang semula tampak biasa saja menjadi begitu indah dan menarik. Aneka warna dan hiasan memperindah kue-kue tersebut.
Kegiatan menghias kue tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Desember 2014 di depan unit Puri Cendana. Seluruh murid yang berjumlah 74 anak didampingi orangtua mereka sejak pukul 09.30 WIB mengikuti rangkaian acara di samping menghias kue. Rangkaian acara yang digelar hingga tengah hari itu adalah pentas baca, lomba menghias kue, baca puisi, tari-tarian,games bagi orangtua yang dipandu oleh kak Tian, testimoni orangtua murid, juga sambutan-sambutan dari Kepala Unit, mitra maupun perwakilan kantor pusat biMBA-AIUEO.
Dalam sambutannya, Ibu Ria (Kepala Unit biMBA-AIUEO Puri Cendana) menyampaikan harapannya rangkaian acara yang dilaksanakan pada hari itu, meskipun baru kali pertama kalinya dilaksanakan namun tetap dapat dinikmati secara antusias oleh para murid dan orangtua mereka.
Bapak Harubimo, mitra biMBA-AIUEO Unit Puri Cendana dalam sambutannya menyampaikan harapan agar acara semacam ini dapat terlaksana secara periodik. Agar murid-murid dapat terlatih tampil di hadapan orang banyak, yaitu di pentas baca.
Menjelang pengumuman juara dan penyerahan piala, perwakilan kantor pusat biMBA-AIUEO dalam sambutannya menyampaikan bahwa biMBA-AIUEO sebagai sebuah lembaga pendidikan anak usia dini bertujuan membimbing anak didik agar memiliki minat baca dan belajar untuk mempersiapkan mereka menjadi generasi pemimpin bangsa di masa depan.
Sementara itu Ibu Iriany Siregar, perwakilan dari Rice Bowl sebuah restaurant keluarga dalam wawancara khusus dengan kru majalah Sahabat biMBA menyampaikan bahwa kerjasama antara Rice Bowl dengan biMBA-AIUEO bukanlah pertama kali ini terlaksana. Harapan ke depan tentu kerjasama seperti ini terus dapat berlangsung. (Wy/bimba-aiueo.com)
Penanaman Minat Baca biMBA AIUEO Kreo Larangan Tangerang
biMBA AIUEO Kreo Larangan Tangerang “Pentas Baca dan mewarnai ini merupakan suatu rangkaian dari proses penanaman Minat Baca dan belajar pada anak-anak usia dini. Anak yang belajar di biMBA AIUEO hingga level 4 akan mencintai membaca dan berhitung. Hal itu menjadi pondasi yang kuat bagi anak-anak di masa depan. Apa yang kita tanam hari ini, baru bisa dipetik secara nyata pada 10 hingga 20 tahun mendatang. Paling tidak untuk saat ini, kita dapat melihat betapa ceria dan semangatnya anak-anak dalam proses belajar sehingga berdampak pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung.” tutur Bapak Agus Suprihantoro selaku perwakilan kantor pusat saat acara pentas baca dan lomba mewarnai biMBA AIUEO Kreo Larangan.
Acara yang berlangsung pada hari Sabtu, 20 Februari 2016 di CBD Ciledug ini dibuka oleh dua MC heboh yaitu Bu Yanah dan Bu Lisa. Sekitar 180 murid beserta ayah bunda nampak memenuhi lokasi. Persembahan tarian “Aku Suka biMBA AIUEO” oleh 8 anak biMBA menggugah semangat semua yang hadir. Di kesempatan itu juga Ibu Rohmah, selaku Kepala Unit biMBA AIUEO Kreo Larangan menyampaikan rasa terima kasih kepada orangtua yang sudah mendampingi putra-putrinya serta memohon maaf atas segala kekurangan.
Rasa haru membuncah saat ananda Ikhtisamul Hasan dan Marsya Nura membacakan puisi yang berjudul “Ibu”. Disambung dengan persembahan lagu “Terima Kasih Guruku”. Namun, keseruan tercipta saat lomba mewarnai dan pentas baca berlangsung. Lomba mewarnai biMBA AIUEO Kreo Larangan sangat unik. Anak-anak bukan sekedar mewarnai di atas kertas kosong, namun lembar mewarnai sudah dibingkai dengan cantik untuk kategori usia 3-4 tahun dan di celengan untuk kategori usia 5-6 tahun. Minat baca anak-anak juga sangat terlihat saat sesi pentas baca. Secara tertib mereka naik ke atas panggung berdasarkan kategori usianya dan membaca kata-kata sederhana yang terpampang di LCD dengan lantang dan ekspresif.
Persembahan dongeng oleh Kak Nia, games dan senam Penguin oleh motivator biMBA menambah kemeriahan acara. Tumbuhnya Minat baca dan kegembiraan anak-anak di acara tersebut diungkapkan oleh Ibu Rika Ermawati dalam testimoninya,
“Setelah di biMBA, ada peningkatan dalam belajar dan membaca. Anak saya mau belajar tanpa harus disuruh. Banyak kegiatan positif juga di biMBA. Anak-anak juga dapat mengapresiasikan apa yang ia rasakan selama dalam proses belajar. Di acara ini anak saya juga merasa senang dan bahagia.”
Pembagian goody bag dan hadiah kepada para pemenang sebagai tanda berakhirnya pentas baca biMBA Kreo Larangan. Semua pihak berharap, acara ini akan lebih memacu Minat baca dan belajar anak. (Nik)
sumber : bimba-aiueo
Jumat, 26 Februari 2016
Merevitalisasi Peran Pendidikan Informal
Sejak sekitar Juli lalu telah dikeluarkan sebuah direktorat
baru dalam lingkungan kementrian dan
kebudayaan, direktorat baru ini disebut dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga. Lahirnya direktorat baru ini berdasar dari Permendikbud no 11/2015 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai hasil tindal lanjut dari Peraturan Presiden No 14/2015 yang menangani aturan dari struktur organisasi Kemendikbud.
kebudayaan, direktorat baru ini disebut dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga. Lahirnya direktorat baru ini berdasar dari Permendikbud no 11/2015 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai hasil tindal lanjut dari Peraturan Presiden No 14/2015 yang menangani aturan dari struktur organisasi Kemendikbud.
Terciptanya direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga ini
diharapkan dapat memperkuat peran orang tua sebagai pemberi pendidikan pertama
dan yang paling utama dalam keluarga. Hal ini tentu menjadi sebuah gagasan yang
penting dalam memperbaiki sistem penyelenggaraan pendidikan informal dalam
mewujudkan terciptanya sebuah pendidikan nasional yang baik.
Seperti yang diterapkan oleh Ki Hajar Dewantara yang menempatkan keluarga sebagai pondasi
utama dari Trisentra Kelembagaan Pendidikan, disamping dari pendidikan di
sekolah dan lingkungan masyarakat. Lembaga keluarga atau bisa juga disebut
dengan lembaga perkawinan adalah lembaga social yang tertua usianya, terkecil
bentuknya, dan memiliki fungsi yang terlengkap dalam memberikan pendidikan
informal sebagai pendidikan pertama yang memiliki peran penting untuk masa
depan anak.
Terbentuknya sebuah keluarga bertujuan sebagai wujud dari
pemenuhan 4 norma yang berlaku di Indonesia yaitu agama, moral, hukum, dan
social. Untuk berkeluarga juga haruslah memenuhi rukun dan syarat yang ditetapkan
dan berlaku pada agama masing-masing, selain itu juga harus memenuhi ketentuan
hukum positif dari sebuah UU perkawinan. Jika dilihat dari sisi formal
berkeluarga dengan cara menikah merupakan cara terbaik, terlebih dalam hal
penyauran hasrat seksual, menambah keturunan, dan menapatkan kasih sayang
dengan cara yang benar. Secara konvensional pendidikan keluarga adalah lembaga
pendidikan informal yang paling alamiah karena dalam prosesnya tanpa
dramatisasi atau diwujudkan dalam sebuah kerumitan sebagaiman yang sudah
terjadi pada sebuah pendidikan professional. Materinya pun meliputi semua
bidang kehidupan yang umum terjadi dalam lingkungan sehari-hari , metodenya
juga terjadi secara realitas sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, serta
evaluasinya dilakukan secara langsung.
Selain itu pengaplikasiannya juga mudah dan sederhana karena
dalam keluarga tentu tidak didapati unsur komersialisasi seperti yang terjadi
pada lembaga jasa pendidikan. Selain itu sebagai orang tua tentu akan
memberikan fasilitas yang tanpa pembebanan imbalan materi, selai didorong
dengan kewajiban moral. Suasana pendidikan informal seperti inilah yang tidak
akan dimiliki oleh lembaga pendidikan professional seperti sekolah dan kursus.
Selain itu secara alamai, karakter seseorang juga terbentuk dari pendidikan
pertama dalam keluarga. Tentu tak akan sulit dalam memberikan contoh kasus dari pengaruh dominan
proses pendidikan informal dalam keluarga untuk membentuk kepribadian
seseorang.
Bahkan keluarga dijadikan sebagai mitos sebagai sebuah
lembaga social, terkhusus kelembagaan pendidikan yang bisa dikatakan paling
sempurna. Bisakah sebuah mitos sebuah kelembagaan yang sacral dengan fungsi
lengkap sebuah keluarga dapat dipertahankan melaui Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga Kemendikbud? Ha ini tentu menjadi sebuah PR yang harus
segera dikerjakan secara massif, sistematis dan terstruktur.
Moderasi
dan fasilitasi
Tetu tidak mungkin saat ini keluarga sebuah keluarga mampu
memberikan pendidikan kepada semua anggota keluarganya sesuai dengan kebutuhan
yang seharusnya didapatkan. Selain itu proses pendidikan informal ini tentu
juga tidak lepas dari beberapa masalah seperti masalah ekonomi, kemajuan ilmu
dan teknologi, serta adanya dampak revolusi komunikasi. Satuan pendidikan
informal dalam keluarga tidak lagi mampu memenuhi fungsi sebagai sebuah lembaga
pendidikan yang secara utuh sebagaimana yang sesuai dengan harapan.
Kebutuhan pendidikan
dan sistem pendidikan saat ini telah bermacam-macam dan sangat kompleks.
Sehingga hal ini tent tidak dapat mampu
secara swadaya memberikan kebutuhan pendidikannya. Sehingga, upaya
pendidikan informal dalam keluarga yang seharusnya dapat terlaksana dengan baik
menjadi terlantar dan terabaikan, baik yang telah terjadi pada masyarakata
urban, suburban, apalagi pada masyarakat rural.
Untuk itulah diperlukan adanya reformasi sebuah sistem pendidikan
informal di keluarga secara tepat
sebagai penyaluran peran moderator dan fasilitator pendidikan informal anak
merupakan hal yang paling tepat.
Keluarga adalah sebagai salah satu pusat pendidikan dan pilar
utama kehidupan kemasyarakatan yang sangat penting untuk diselamatkan.
Siswa biMBA AIUEO Mengenal budaya Sunda di Kampoeng Wisata Cinangneng
Seratus lima puluh anak yang berasal dari tujuh unit biMBA AIUEO memenuhi lokasi Kampoeng Wisata Cinangneng Bogor. Tujuh unit tersebut antara lain, Meruya Selatan, Bojong, Basmol, Graha Raya, Jombang, Praja dan Kembangan. Jumlah keseluruhan peserta tidak kurang dari tiga ratus dua puluh orang yang tergabung dari murid, motivator, orangtua, dan para undangan yang hadir.
Acara berlangsung pada hari minggu, tanggal 14 Februari 2015. Kira-kira kenapa ya Kampoeng Wisata Cinangneng yang menjadi pilihan? Wah ternyata menurut Ibu Hj. Cucu Mulyati selaku koordinator sekaligus KU Meruya Selatan mengatakan, “Kunjungan ke Kampoeng Wisata Cinangneng memungkinkan untuk mengenalkan budaya Sunda dan juga anak biMBA AIUEO dapat belajar di ruang terbuka.”
Kak Niken dengan semangat membuka acara dilanjutkan dengan chicken dance, tidak lupa ada pula sambutan dari Pak Andre selaku mitra dan sambutan perwakilan kantor pusat biMBA AIUEO. Kemudian acara pentas baca dari perwakilan masing-masing unit. Pentas baca dimulai dari tahapan yang mudah, yakni verbal sampai membaca karangan sendiri. Tentu saja anak-anak terlihat antusias, meskipun belum sampai gilirannya tidak sedikit murid biMBA AIUEO yang ingin tampil. Kak Niken dengan cekatan mengatur penampilan para peserta sampai selesai.
Seusai santap siang bersama acara masih berlanjut, kali ini peserta dapat melihat secara langsung pembuatan makanan dan minuman tradisional seperti bajigur, bandrek dan kue bugis. Ternyata makanan dan minuman tradisional ini cukup menarik perhatian anak-anak biMBA AIUEO, mereka antusias memperhatikan keterangan para pemandu yang dipanggil dengan istilah Sunda, yaitu Aa panggilan untuk laki-laki dan Teteh panggilan untuk perempuan.
Tidak berhenti disitu, acara masih berlanjut. Anak-anak mulai belajar hal-hal yang tak kalah menarik, mereka belajar musik angklung, gamelan dan menghias topi caping. Wah semangatnya tidak luntur meskipun hujan cukup deras menyelimuti desa Cinangneng kala itu.
Waktu berlalu begitu cepat, beberapa acara dari seluruh rangkaian terpaksa dibatalkan, salah satunya adalah mengunjungi kampung pengrajin. Meskipun begitu murid biMBA AIUEO tetap mendapat pengalaman baru dengan memandikan kerbau dan menanam padi. Mereka bersuka ria turun ke sawah yang penuh lumpur untuk belajar menanam padi dan memandikan kerbau yang dibimbing oleh para pemandu. Kegiatan apapun yang mengembirakan maka hal ini layak disebut kegiatan bermain. (Wy/Ern)
sumber: bimba-aiueo.com
Kamis, 25 Februari 2016
Manifestasi Pendidikan Islam pada Zaman Global
Pendidikan
adalah sebuah kebutuhan primer bagi setipa manusia di dunia. Pendidikan
merupakan bimbingn secara sadar dari seorang guru atau pendidik kepada anak
didik terhadap perkembangan dalam diri secara rohani maupun jasmani untuk
menuju pada kepribadian yang baik. Untuk itu relasi
antar keduanya harus berjalan dan terjalin dengan selaras, sehingga akan terbebntuk kepribadian manusia yang unggul dan ideal dengan pengetahuan intelektual dan akhlak mulia.
antar keduanya harus berjalan dan terjalin dengan selaras, sehingga akan terbebntuk kepribadian manusia yang unggul dan ideal dengan pengetahuan intelektual dan akhlak mulia.
Tentu hal
ini juga tidak lepas dari sayriat islam. Islam sangat mendukung dan mendorong
manusia untuk selalu menjadi lebih baik dan maju dengan selalu melandaskan diri
pada nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan mulia. Sehingga akan mampu terbentuk
pribadi yang sempurna baik dari akal, perbuatan, maupun perasaan. Bahkan
kedudukan orang-orang berilmu sudah sangat jelas ditunjukkan kedudukannya dalam
firmanNya:
“Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Ayat diatas
menjelaskan tentang keutamaan dari orang-orang yang berilmu tentu akan
ditingkatkan derajatnya. Degan memiliki ilmu tentu manusia kan mnjadi lebih
maju dan lebih baik, karena pemikirannya selalu terpacu dalam hal posistif
untuk terus berusaha menggunakan dan memanfaatkan ilmunya sehingga dapat
dihasilkan karya yang berguna dan sebagai pemacu untuk terus berinovasi untuk
memperbaiki dan meningkatkan karyanya.
Pendidikan
islam sendiri juga semakin berkembang mengikuti perkembangan jaman. Di satu
sisi hal ini memag menguntungkan karena dapat mempermudah masyarakat dalam
memperoleh pendidikan. Secar otomatis tentu manusia akan terus bergerak dalam
mencari ilmu sebagai kewajiban selama hidup di dunia. Akan tetapi di sisi lain,
untuk sebuah penelitian sebagai penunjang keberlangsungan dari pberkembangnya
pendidikan itu sendiri tanpa melihat kondisi alam, tentu juga akan berakibat
engatif dalam kehidupan. Untuk itulah diperlukan keseimbangan antara ilmud dan
akhlak agar dapat berjalan dengan seimbang dan beriringan tanpa menimbulkan
dampak buruk atau kerusakan.
Di dalam
islam, ada 3 kata yang selalu berhubungan dengan pendidikan islam yaitu
diantaranya:
1. At-Tarbiyah
Kata At tarbiyah berasal dari kata rabaa atau rabba. Di dalam al qur’an
telah disebutkan lebih dari delapan ratus kali yang sebagian besar atau bahkan
keseluran berkaitan mengenai Tuhan. Selain itu kata ini juga dihubungkan dengan
alam seperti bumi, langit, tumbuh-tumbuhan, binatang, bintang, matahari, laut,
gunung dan lainnya. selain itu kata rabaa atau rabba ini juga dihubungkan
dengan manusia seperti dalam kata rabbuna yang berarti “Tuhan kami”, selain itu
ada juga rabbuhu “Tuhannya”, ada juga rabbuhum yang berarti “Tuhan mereka semua” dan juga rabbiy yang
berartu “Tuhanku”. Untuk kata at tarbiyah tidak hanya memiliki korelasi dengan
manusia saja tetapi juga seluruh alam semseta. Benda-benda lainnya memang tidak
dapat dididik, karena benda-benda tidak memiliki akan sehingga tidka memiliki
potensial seperti juga dengan indera, nurani, insting, dan fitrah yang mampu
untuk memungkinkan dididik. Tentu saja yang memiliki kesemua potensi itu
hanyalah manusia.
2. At-ta’lim
Kata at-ta’lim ini berasal dari kata ‘allam, yu’allimu, ta’liman yang
dapat dijumpai pada hadist berikut:
“Pengetahuan adalah kehidupan islam
dan pilar islam, dan barang siapa yang mengajarkan ilmu Allah akan
menyempurnakan pahala baginya, dan barang siapa yang mengajarkan ilmu dan ia
mengamalkan ilmu yang diajarkan itu, maka Allah akan mengajarkan kepadanya
sesuatu yang belum ia ketahui.” (HR. Abu Syaikh)
Dalam hadist diaatas, kata ta’lim dihubungkan dengan bentuk pengajaran pendidikan islam kepada seseorang, dan orang yang dengan ikhlas mengajarkan ilmu itu akan mendapatkan pahala dari Tuhan. Kata ini juga banyak dikaitkan dan digunakan dalam kegiatanpendidikan islam yang bersifat normal.
Dalam hadist diaatas, kata ta’lim dihubungkan dengan bentuk pengajaran pendidikan islam kepada seseorang, dan orang yang dengan ikhlas mengajarkan ilmu itu akan mendapatkan pahala dari Tuhan. Kata ini juga banyak dikaitkan dan digunakan dalam kegiatan
3. At-ta’dib
Selain itu ada At-ta’dib yang berasal dari kata addaba, yuaddibu,
ta’diban yang dapat diartikan dengan education atau pendidikan, disiplin,
peringatan atau hukuman dan hukuman penyucian. Dalam hubungannya dengan dunia
pendidikan islam, kata ini mengartikan sebagai penegnalan dan pengakuan yang
secara berangsur ditanamkan kepada manusia dari kaitannya tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu dalam tatanan penciptaan, sehingga dapat mengarah
kepada bimbingan mengenai pengenalan dan pengakuan dari penciptaan dan kekuatan
Allah SWT.
Itulah kaitannya menegnai menifestasi pendidikan islam pada jaman global
saat ini.
Alumni biMBA AIUEO Menjadi Dalang Cilik Indonesia
“Pertama kali tampil di acara biMBA AIUEO saat usianya 5 tahun. Sejak saat itu dia jadi berani tampil, hingga kini sudah menjadi dalang cilik Indonesia sebagai penyaji terbaik kategori sabet,” tutur Ibu Sarmiati selalu orangtua dari Dyas Syawal Lukman.
Siapa Dyas Syawal Lukman? Bagi penikmat wayang barangkali nama Dyas tidak asing lagi karena dia seringkali manggung sebagai dalang cilik. Ia mulai suka dunia wayang sejak usianya 3 tahun, berawal dari kedua orangtuanya sebagai penikmat wayang hingga akhirnya ia juga ikut menyukainya.
Ketika menonton pagelaran wayang, Dyas menunjukkan ketertarikannya lewat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seputar wayang baik tokoh-tokohnya atau ceritanya. Kedua orangtuanya mendaftarkan Dyas untuk belajar menjadi dalang cilik di Istana anak TMII (Taman Mini Indonesia Indah), mereka yakin buah hatinya memiliki potensi.
Keterampilan membaca yang baik sangat diperlukan Dyas untuk mendukung Minatnya. Sejak usia 4 tahun ia bergabung dengan biMBA AIUEO cabang Bambu Apus, hingga akhirnya bisa membaca dengan lancar dan Minat belajarnya semakin meningkat.
Menurut Ibu Whinnie selaku motivator biMBA AIUEO mengatakan bahwa biMBA memiliki pengaruh dalam menumbuhkan Minat belajar anak, “Mungkin kalau mereka tidak ke biMBA AIUEO mereka Minatnya juga akan tersendat juga. Mereka juga butuh media, mereka harus bisa baca. Seperti Dyas misalnya, untuk membantu kegiatan mendalangnya dia harus bisa baca.”
Kini Dyas berusia 11 tahun, ia mulai menikmati perannya sebagai dalang cilik tanpa ada sedikitpun paksaan. Apalagi Bapak Sutiman ayah Dyas sangat mendukung Minat Dyas dengan membelikan sedikit demi sedikit wayang, gamelan, dan peralatan mendalang untuk memfasilitasi Minat Dyas. Bahkan kini rumahnya sudah menjadi tempat latihan kesenian tradisional Jawa. (ern)
sumber : bimba-aiueo.com
Selasa, 23 Februari 2016
biMBA AIUEO Bukit Golf Arcadia mengadakan Pentas Baca
Sebagian besar murid biMBA AIUEO Bukit Golf Arcadia terlihat siap untuk mengikuti acara dan lomba, mereka duduk di tempat masing-masing dan telah menyiapkan alat mewarnai. Kurang lebih 76 murid biMBA AIUEO ditemani ayah atau bunda mereka memenuhi lokasi acara pentas baca di halaman ruko center point bukit golf.
Sabtu, 20 Februari 2016. Langit terlihat bersahabat sehingga pentas baca yang diselenggarakan lancar dan sukses. Acara dimulai dari pukul delapan pagi, Kak Niken menyapa semua yang hadir dan membakar semangat para hadirin terutama anak-anak yang akan memulai lomba mewarnai dan pentas baca dengan tepuk semangat ala biMBA.
Lomba mewarnai terbagi menjadi 2 kategori, yakni kategori untuk anak 3-4 tahun dan kategori 5-6 tahun. Di sela-sela lomba mewarnai ibu Eka memberikan sambutannya, ia mengatakan “Adapun kami mengadakan acara pentas baca kali ini adalah untuk melatih kemampuan dan keberanian untuk tampil serta memberikan reward kepada anak agar anak semakin tumbuh Minat belajarnya. Karena biMBA AIUEO bukan les baca tapi bimbingan Minat Baca dan Belajar anak.”
Dilanjutkan sambutan oleh Pak Wiwi Yunianto selaku Kadiv Humas yang mewakili biMBA AIUEO pusat juga menyampaikan pentingnya kehadiran orangtua dalam mendampingi anaknya saat belajar atau membaca di luar kelas.
Kak Niken dan Bu Yuni mengisi acara kembali dengan melakukan games konsentrasi dan games bercerita yang ditujukan untuk orangtua murid. Kurang dari 30 menit anak-anak sudah selesai lomba mewarnai, mereka diarahkan untuk foto bersama di atas panggung.
Selesai foto bersama mereka bersenang-senang dengan melakukan senam penguin dan chicken dance, selain ada penampilan murid biMBA AIUEO yang menyanyikan lagu “Guruku Tersayang” tanpa ragu anak-anak biMBA lainnya naik ke atas panggung sambil membawa bunga.
Salah satu perwakilan orangtua murid juga memberikan testimoninya mengenai biMBA, beliau menuturkan, “Awalnya saya tidak mau memasukkan anak saya ke bimbingan baca karena secara tidak langsung anak di sekolah juga belajar membaca tapi ternyata ketika di rumah dia tidak mau belajar. Akhirnya saya daftarkan di biMBA, memang awalnya belum terlihat tapi setelah di biMBA saya bersyukur sekali karena Minat Baca anak saya sangat tergali.”
Acara pentas baca yang ditunggu-tunggu pun tiba. Tidak ada satupun anak yang merasa malu untuk maju ke depan dan membuktikan dirinya bisa baca baik membaca karangan, kalimat, membaca kata, ataupun verbal.
Antusiasme anak semakin terlihat saat munculnya badut sulap yang menghibur semua orang yang hadir, mereka bercanda tawa dan takjub melihat pertunjukan tersebut. Sampai pada akhir acara ada pembagian goody bag sekaligus pembagian hadiah untuk para pemenang sebagai tanda diakhirinya acara pentas baca biMBA Bukit Golf Arcadia. (Ern)
sumber : bimba-aiueo.com
Rabu, 17 Februari 2016
Pendidikan di Indonesia: Belajar dari Uniknya Sistem Pendidikan Finlandia
Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia tentu masih banyak
masalah yang harus di seesaikan. Jika dindingkan dengan pendidikan di
finlandia, tentu sangatah berbea jauh. Mengapa hal ini dapat terjadi?
Sedangakan meskipun pelajar di Finlandia tidakperna dibebani dengan PR, dan
ujian nasional justru bisa jauhlebih pintar?
Bahkan jika dihitung pelajar Finlandia memiliki waktu istirahat 3 kali lipat lebih banyak dibandinkan dengan Negara lain dan sekurang-kurangnya hanya melakukan ujian nasional sekali saat masuki usia 16 tahun. Tapi sistem yang unik ini justru mengaantarkan Finlandia menjadi Negara nomor satu dengan tingkat pendidikan terbaik. Lalu apa kabar dengan pendidikan di Indonesia?
Sudah saatnya pemerin dapat belajar dari sistem unik
pendidikan di Finlandia, agar pendidikan di Indonesia sendirijuga dapat
diperhitungkan di kancah global.
Berikut adalah rahasia unik dari sistem pendidikan di
Finlandia:
Di Indonesia orang tua jaman sekarang, tentu pasti sah
bingung mencari sekolah mana yang memiliki kredibilitas yang baik. Padahal anak
baru berusia 4 tahun. Selain itu taman beajar sepert play group dan TK juga
mulai banyak dibangun. Pemikiran ornag tua yang seperti ini dikarenakan
khawatir ka sej awal tidak mendapatkan pendidikan yang baik maka kedepannya
akan susah mencari sekolah favorit saat memasuki jenjang SD, SMP, dan SMA.
Dibandingkan dengan pendidikan di Indonesia dan bahkan pendidikan Negara lain, finlandia memulai awal yang
lebih telat, hal ini dikarenakan Finlandia sangat memikirkan kesiapan mental
sang anak untuk belajar. Selain itu merea jugasangat yakin dengan pentingnya
permainan, imajinasi, dan menemukan jawaban sendiri dari masalh yang dihaapi
oleh sang anak. Bahkan dengan ekstrim sebuah penilaian tugas sangatlah remeh
dan tidak diberikan hingga tingkat kelas 4 SD.
2. 45 menit
belajar, 15 menit istirahat
Tahukan Anda jika setip pelajar di Negara Finlandia yanbelajahingga
45 menit maka mereka berhak mendapatkan rehat atau jam tirahat sebanyak 15
menit. Orang-orang di Finlandia meyakini jika kemampuan menyerap ilmu atau
informasi yang diajarkan justru datang setelah mereka memiliki kesempatan
mengistirahatkan otak sehingga dengan begitu maka mereka dapat membangun sebuah
fokus yang baru. Selain meningkatkan fokus, jam istirahat yang banyak juga
memiliki manfaat baik untuk kesehatan. Sehingga mereka juga bis amendapatkan
jam belajar yang produktif meskipun sedikit.
3.
Tidak ada sistem ranking, karena Finlandia percaya murid mereka seharusnya bisa mendapatkan rangking 1 semua
Tidak ada sistem ranking, karena Finlandia percaya murid mereka seharusnya bisa mendapatkan rangking 1 semua
Belajar tidaklah seperti kompetisi sehingga tidak
perlu ada sistem peringkat. Sistem rangkin hanya akan menghasilkan siswa pintar
dan siwa yang bodoh. Meskipun sama juga seperti pendidikan di Indonesia selalu
ada beberapa siswa yang perlu mendapatkan perhatian khusus, akan tetapi mereka
tetap memberikan pendidikan dengan
program kelas yang sama. Selain itu tidak ada juga sistem akselerasi karena
pengajaran di kelas sangat kolaboratif. Bahkan siswa dari kelas-kelas berbeda
juga sering bertemu dn berkumpul dalam kelas campuran.
4. Guru sangat
dihargai: Semua guru dibiayai pemerintah, gaji guru juga merupakan pendapatan
yang tinggi
Disamping fasilitas yang memadai dan sokongan dana
utama dari pemerintah, penopang utama dari kualitas pendidikan di Finlandia
adalah mutu dan kompetensi dari guru-gurunya. Guru merupakan salah satu profesi
bergengsi di Finlandia. Bisa dibilang gaji guru juga 2 kali lebih banyak dari
gaji guru di Indoensia. Semua guru wajib mendapatkan gelar master, tidak peduli
pada jenjang SD, SMP, ataupun SMA. Dan semua itu tentu mendapatkan perhatian
khusus dengan adanya subsisidi penuh dari pemerintah. Finlandia percaya bahwa
dengan berinvestasi guru-guru yang memiliki kredibilitas dan kompetensi yang
baik maka mereka tidak perlu khawatir dengan mutu pendidikan dari generasi masa
depan yaitu pelajar Finlandia itu sendiri. Hal ini tentu bisa menjadi sebuah
wacana bagi pemerintah terhadap mutu pendidikan di Indonesia dengan memberika
kelayakan terhadap seorang guru sebagai aset utama dalam meningkatkan kemajuan
bangsa.
Itulah yang bisa dapat di pelajari dari Finlandia
dalam membentuk pendidikan di Indonesia yang lebih baik dan terlihat nyata
dalam perwujudan prestasi yang membanggakan.
Selasa, 16 Februari 2016
Pentingnya Fungsi Pendidikan Informal
Pendidikan informal merupakan jalur pendidikan yang berada
pada jalur keluarga dan terdapat dalam lingkungan pembelajaran mandiri. Hasil
dari pendidikan informal itu sendiri saat ini statusnya sudah diakui layaknya pendidikan formal dan pendidikan
nonformal lainnya, seperti saat siswa telah dinyatakan lulus dari ujian
nasional selanyaknya standar pendidikan nasional.
Kebanyakan orang berpendapat jika pendidikan yang paling
penting adalah pendidikan formal yaitu pendidikan yang dimulai dari tingkat
taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Dari sejak kecil diasupi dengan
berbagai macam ilmu pengetahuan yang terkadang kita justru bingung kapan bisa
menggunakan ilmunya apalagi jika kita tidak menyukainya. Akan tetapi sebenarnya
justru pendidikan informal yang paling penting penerapannya dibandingkan dengan
pendidikan formal.
Proses pendidikan informal akan berlangsung dan terjadi saat
orang tua mengajarkan sesuatu kepada sang anak misalkan bagaimana caranya
berbicara yang baik dan santun, makan dean tangan kanan, berjalan, mandi,
memakai aian dan lain sebagainya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Buah jatuh
tak jauh dari pohonnya.” Jika dikaitkan dengan pepatah tersebut sama halnya
dengan karakter yang melekat dalam diri anak tentu tidak jauh-jauh dari
karakter dari orang tua. Sebab anak secara langsung akan menjadikan orang tua
sebagai role model sebagai contoh dan teladan bagi dirinya. Tentu karakter yang
terbentuk dari anak merupakan hasil dari penglihatan sang anak terhadap
lingkungan di sekelilingnya. Untuk ituah sangat penting bagi orang tua dalam
memberikan pembelajaran yang baik terhadap sang anak.
Sebenarnya pendidikan informal jauh lebih menekankan pada
proses yang jauh lebih bermakna jika dibandingkan dengan pendidikan formal atau
pendidikan nonformal. Tidak ada sistem kurikulum ataupun ujian yang harus
menjadikan sang anak tertuntut untuk terus belajar. Karena materi dari
pendidikan informal adalah mengenai kaitannya tentang pembelajaran kehidupan.
Dan untuk hasil akhirnya diadakan evaluasi, bila masih tidak sesuai maka
penerapan dilakukan secara langsung dalam lingkungan keluaraga dan masyarakat.
HAsil dari pendidikan informal juga bisa dijadikan sebagai acuan bahan belajar
baik dalam lingkup pendidikan formal ataupun dalam lingkup pendidikan non
formal. Itulah mengapa fungsi pendidikan informal sangat penting untuk masa
depan sang anak agar bisa mampu mandiri sesuai dengan norma dan moral yang
berlaku dalam masyarakat. Karena dari masyarakatlah kita bisa mengenal adat
istiadat dan peranan pentingnya gotong royong.
Kehidupan bermasyarakat sangatlah penting, karena kita tidak
bisa terlepas dari peran manusia sebagai makhluk social yang selalu tak bisa
lepas untuk tidak berhubungan dan berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Untuk
itulah peran orang tua dalam pendidikan informal memiliki prioritas yang
penting. Sebab orang tua adalah merupakan satu-satunya contoh untuk anak dalam
berperilaku dan bersikap. Sehingga dapat diakatakan pendidikan informal dalam
keluarga merupakan investasi moral dalam kehidupan anak kelak saat dewasa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan informal
merupakan pendidikan yang snagat penting. Karena tidak hanya pendidikan formal
di kelas saja kita dapat belajar. Akan tetapi justru pendidikan kehidupan dalam
keluarga dan masyarakat yang jauh lebih berharga. Karena dengan dalam kehidupan
bermasyarakat banyak sekali pelajaran dan pengalaman berharga yang bisa
diambil. Pendidikan formal hanya sebagai syarat seseorang mendapatkan muatan
pembelajaran umum yang sesuai dengan kemampuan intelegensi. Akan tetapi untuk
kemampuan softskll di dalam masyarakat harus selalu diasah sejak masa kecil dan
tidak bisa langsung dengan mudah diterapkan.
Senin, 15 Februari 2016
Pentas Baca biMBA AIUEO Unit Taruna Jaya Jakarta Timur
Pentas Baca biMBA AIUEO Unit Taruna Jaya Jakarta Timur, Lagu kebangsaan Indonesia Raya tandai dimulainya Pentas baca biMB AIUEO Unit Taruna Jaya. Tidak lupa ucapan puji syukur dalam bentuk doa juga dipanjatkan dan dipandu langsung oleh salah satu murid biMBA. Pentas baca kali ini berlangsung di sebuah Mal kawasan Cibubur, Jakarta Timur yang dilaksanakan tepat jam 10.00 pagi. Minggu, 24 Januari 2016.
Minggu pagi yang ceria itu Bapak Talim Susanto selaku Mitra dalam sambutannya menyampaikan betapa pentingnya mengembangkan Minat belajar anak. Kepercayaan diri anak akan lebih optimal dikemudian hari saat anak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Ibu Uswatun Hasanah yang akrab disapa dengan Bu Yanah, salah satu dari tim trainer mewakili kantor pusat, juga memberikan sambutan. Beliau menjelaskan bahwa di biMBA anak bukan belajar, tetapi bermain sambil belajar yang bertujuan meningkatkan Minat Belajar Anak. Maka dari itu tidak heran apabila murid biMBA AIUEO meskipun masih kecil sudah pandai membaca. Pada kesempatan itu pula, Ibu Yanah juga mengajak semua murid biMBA bernyanyi bersama lho!
Murid biMBA dari level satu sampai level empat mendapat kesempatan untuk menunjukkan kebolehannya dalam membaca huruf menjadi sebuah kata. Sebelum pentas baca dimulai ada penampilan tari jaranan oleh murid.
Setiap penampilan pentas baca satu level selesai lalu diselingi dengan tari-tarian oleh murid biMBA. Baik tari kreasi maupun tradisional. Tenyata bukan hanya murid biMBA AIUEO saja yang menampilkan tari-tarian tetapi juga para motivator dan KU juga menampilkan tarian penguin. Seru sekali bukan?
Di penghujung acara terpilihlah tiga murid terbaik dari masing-masing level dan terbaik dalam lomba mewarnai. Pemenangnya ditetapkan oleh para juri, yakni Ibu Yumee (Mantan KU Taruna Jaya), Ibu Eka (KU Tj Barat) dan Ibu Siti (KU Jati Padang). Acara berlangsung meriah, semua orang yang hadir baik murid atau orangtua murid ikut antusias menyaksikan Pentas Baca. (biMBA-AIUEO Taruna Jaya/Ern)
sumber:bimba-aiueo.com
biMBA AIUEO Unit Gambas event Cooking Class
Kali ini biMBA AIUEO Unit Gambas bekerja sama dengan salah satu restoran yang menjual pizza. Murid-murid biMBA asyik mengelilingi restoran tersebut dan hari itu mereka akan menjadi koki dalam satu hari.
Murid biMBA Gambas sangat antusias dalam kegiatan membuat pizza sendiri. Mereka terlebih dahulu diperkenalkan dapur pembuatan pizza dan tidak lupa diajarkan cara membuatnya, sementara tugas anak adalah membuat hiasan pada pizza dan yang paling seru hasil karya mereka dalam memasak juga bisa dibawa pulang.
Tentu saja kita penasaran bukan, mengapa biMBA AIUEO Unit Gambas melakukan kegiatan kelas memasak? Berikut penuturan Ibu Diar selaku KU Gambas, “Kegiatan berkeliling dan menjadi koki dalam satu hari ini sebagai sebuah alternatif tindakan perbaikan untuk meningkatkan motorik halus anak.”
Salah satu permasalahan yang dihadapi anak usia dini adalah kemampuan fisik motorik dan itu harus terus-menerus dilatih. Biasanya penyebab kurangnya kemampuam motorik halus anak karena permainan dan pembelajaran kurang menarik misalnya hanya dengan melipat, menggunting, menempel, hal tersebut dapat membuat anak cepat bosan.
Maka dari itu para motivator biMBA AIEUO Unit Gambas memiliki inisiatif untuk mengarahkan muridnya melatih fisik motorik halus anak dalam kegiatan kelas memasak yang berjalan lancar dan sukses. (biMBA AIUEO Gambas/Ern)
sumber:bimba-aiueo.com
Launching biMBA AIUEO Unit Brimob Kedaung Tangerang
Launching biMBA AIUEO Unit Brimob Kedaung Tangerang, “Pelajaran paling favorit bagi para murid adalah jam kosong. Hal itu merupakan pertanda bahwa minat belajar anak-anak Indonesia masihlah rendah, oleh karena itu biMBA hadir untuk menumbuhkan Minat baca dan belajar anak. Definisi bisa baca di Indonesia itu adalah bisa membunyikan kata. Tapi anak yang mempunyai Minat baca bukan hanya bisa baca namun paham maknanya,” ujar bu Fauziah Safarwati pada sesi Parenting di launching Unit Brimob Kedaung Tangerang.
Launching Unit Brimob Kedaung ditandai dengan pengguntingan pita oleh mitra yaitu Bapak Dwi Putra Fajar dan Bapak Taufik selaku Ketua RT setempat. Launching unit ke-1821 yang berlokasi di Jalan Kav.Keuangan Raya RT.05/RW.001 Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan ini berlangsung pada hari Sabtu tanggal 30 Januari 2016.
“Mudah-mudahan acara launching ini menambah semangat motivator dan Kepala Unit biMBA AIUEO Brimob Kedaung serta rasa percaya masyarakat untuk menitipkan anak-anaknya bermain sambil belajar disini,” sambutan Bapak Dwi Putra Fajar selaku mitra.
Sependapat dengan mitra, Bapak Taufik, Ketua RT.05 juga berharap biMBA AIUEO Unit Brimob Kedaung lebih lancar dan bertambah banyak jumlah muridnya. Bapak Taufik juga berpesan kepada undangan yang hadir agar tidak merasa ragu untuk mendaftarkan buah hatinya agar mempunyai Minat baca yang tinggi.
Launching yang dibuka oleh MC Ibu Shiwy Maulina dan Kak Niken ini berlangsung meriah. Rangkaian acaranya meliputi lomba mewarnai, senam Penguin dan Chicken Dance, pentas baca serta Parenting yang dipandu oleh Ibu Fauziah Safarwati.
Rasa ingin tahu para undangan tentang dunia pendidikan anak menghidupkan suasana sesi Parenting. Beragam pertanyaan maupun sambung rasa seputar permasalahan dalam mendidik anak yang selama ini mungkin hanya tersimpan di benak seolah menemukan jawabannya.
Keceriaan anak-anak terbingkai sempurna saat menerima goodie bag dan piala, karena setiap anak biMBA adalah juara. Kebanggaan orangtua juga terpancar ketika mendampingi para peserta terbaik lomba mewarnai di panggung. Semoga biMBA Unit Brimob Kedaung dapat memberikan sumbangsih positif bagi tumbuhnya Minat baca dan Minat Belajar anak usia dini di sekitarnya. (Nik)
sumber :bimba-aiueo.com
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Logo bimba aiueo logo bimba aiueo logo bimba aiueo logo bimba aiueo logo bimba aiueo
-
“Saya bergabung di biMBA AIUEO 7 th yang lalu dan jumlah cabang baru 150 unit, namun kini jumlah cabang biMBA AIUEO sudah 2087 unit di s...
-
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang ya...